Fastabiqul Khairat
''Berlomba-lomba dalam kebaikan.'' Ajaran Islam itu terus dipegang teguh Hj. Marissa Haque Fawzi. Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang public figure menjadi duta ekonomi syariah, Duta Waqf Fund Indonesia, menjadi pengajar tamu diberbagai univesitas negeri maupun swata, wanita kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur 15 Oktober 1962 itu masih menyempatkan diri aktif dalam berbagai kegiatan hukum-gender-sosial-kemasyarakatan, serta pelatihan leadership/kepemimpinan. Hj. Marissa Haque Fawzi juga menekankan arti pentingnya memulai sebuah kegiatan dengan hati bersih, langkah kanan serta dimulai dengan tujuan hablum minallah serta hablum minannas tanpa dana korupsi. Hj. Marissa Haque Fawzi juga selalu mengingatkan didalam pelatihan-pelatihannya, bahwa korupsi di Indonesia sudah semakin kronis yang diduganya dilakukan dengan cara sangat sistemik. Mulai dari oknum yang pernah Berjaya dimasa lalu sampai dengan oknum yang dikarbit oleh sisa rezim masa lalu dengan memakai dana APBD yang memaksakan menjadi pemimpin disuatu daerah.
Hj. Marissa Haque Fawzi berkiprah dan mendedikasikan dirinya dalam beragam kegiatan kepemudaan positif, yang bersifat independen maupun ormas dan orsospol. Seperti misalnya membina para: ikatan pemuda NU (Nahdatul Ulama), ikatan pemuda Muhammadiyah, ikatan pemuda Katolik, ikatan pemuda Budha, ikatan pemuda Hindu, ikatan pemuda Kristen Protestan, dalam Pemuda Integritas Tangerang Selatan. Juga bimbingan belajar bagi siswa dan siswi SMU agar mampu menebus universitas tertentu di Tangerang Selatan, membina sudaut taman bacaan di masjid-masjid Tangerang Selatan, peduli lingkungan hidup sesuai dengan pendidikan terkhirnya program Doktor dari IPB Bogor, pemanfaatan sampah organic bekerjasama dengan wilayah administratiftetangga di Kabupaten Tangerang, daur ulang plastik hingga memiliki nilai ekonomi, hingga membina beberapa majelis taklim diseluruh Tangerang Selatan.
Keikhlasan Hj. Marissa Haque Fawzi dalam berbagai kegiatan itu merupakan bentuk fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan), sesuai dengan judul blogdetik.com yang telah dibinanya sejak 3 (tiga) tahun lalu. Bahkan menurut beberapa pemuda binaan Hj. Marissa Haque Fawzi judul blog-nya tersebut sempat juga digunakan oleh mantan wakil Presiden JK di blog asuhan kelompoknya pada http://kompasiana.com saat kampanye lalu. Termasuk juga salah satu sosok yang tengah sangat berambisi menjadi pemimpin di Tangerang selatan dalam blog-nya dialamat yang sama dengan diatas dan Koran Republika Jumat.
Kepedulian Hj. Marissa Haque Fawzi untuk berkiprah dengan membangun kualitas kemanusiaan yang telah sejak mulai aktif di politik dimulainya melalui beragam organisasi. Kedua orangtuanya secara aktif dan terstruktur memang telah mempersiapkan ketiga buah hatinya yang kebetulan perempuan semua dengan sangat baik. Apalagi dalam konteks hubungan sosial-kemasyarakatan, aktivitas yang selalu dilakukannya selama hidup merupakan salah satu warisan yang selalu diajarkan dan ditanamkan kedua orangtua dan kakek-neneknya yang terkait dengan penyebaran dakwah agama Islam.
Ibu dua putri buah cinta dengan Ahmad Zulfikar Fawzi (Ikang Fawzi) ini bernama Isabella Mulaiwati Fawzi/Bella (23 tahun) dan Marsha Chikita Fawzi/Kiki (22 tahun) itu mengaku sudah mulai terlibat dengan seluruh kegiatan organisasi seni sosial dan kemasyarakatan sejak duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) diberbagai daerah mengikuti ayahnya yang bekerja di Pertamina Pusat.
Ketika menimba ilmu di bangku SMP negeri 73 tebet Timur kelas 2, kemampuan berorganisasi dan kepemimpinannyanya mulai diasah lewat Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Pramuka, dan berhasil membawa nama harum bagi sekolahnya memenangkan lomba Senam pagi Indonesia tingkat Jakarta Selatan. Hj. Marissa Haque Fawzi tampil pada usianya yang ke 14 tahun sebagai pemimpin kontingan SMP 73 Tebet Timur. Padahal ia masih kelas 2 (dua) dan harus memimpin kakak kelas dari kelas diatasnya. Selain aktif di OSIS, pada saatsekolah disekolah unggulan terbaik se Indonesia yaitu SMA negri 8 Bukit Duri Jaksel, Hj. Marissa Haque Fawzi juga tergabung dalam kelompok kesiswaan OSIS, Paskibraka, kegiatan dunia tulis-menulis Mading, dan Organisasi kesenian Swara Maharddhika pimpinan salah satu anak proklamator RI Bung karno bernama Guruh Soekarnoputra. Mulai terkenal sebagai bintang iklan ditelevisi Madonna Acne Lotion pada acara Mana Suka Siaran Niaga TVRI, lalu terpilih menjadi pemeran utama dalam film “Kembang Semusim” arahan sutradara MT Risyaf yang memberikan Piala Citra pemeran utama terbai bagi aktris Mieke Wijaya pada tahun 1981 di FFI Surabaya, Jawa Timur.
''Saat kuliah, Hj. Marissa Haque Fawzi aktif di Senat Mahasiswa sekarang dikenal dengan Badan Eeksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Islam, sembari tetap sebagai foto model, peragawati, serta aktris film'' Menurutnya, sebagai seorang hamba Allah ia tidak bisa hanya mencari dunia saja, apalagi kemudian namanya semakin meroket ketika apda tahun 1985 di FFI (Festifal Film Indonesia) yang dilaksanakan di kota Bandung ia dinominasikan sekaligus pada dua judul film sebagai peeran pembantu wanita terbaik dalam film: “Serpihan Mutiara retak” arahan sutradara Wim Umboh dan “Tinggal Landas buat Kekasih” arahan sutradara Sophan Sophiaan.
Lalu dirinya terpilih sebagai model terbaik se asia Tenggara untuk iklan mobil Toyota Astra dan terpilih sebagai salah satu model iklan sabun Lux Internasional. Hj. Marissa Haque Fawzi memutuskan untuk menjalani hidup dengan keseimbangan. Ia aktif mengasah pengetahuannya dalam ilmu Islam melalui seorang musrsyid bernama KH. Jakasuria asal Banten di Pulo Raya, Kebayoran baru, Jakarta Selatan bersama beberapa public figure dunia perfilman nasional papan atas kala itu. Semisal almarhum Sjumanjaya berserta istrinya kala itu Zoraya Perucha, adik almarhum bernama almarhum Sjumantiasa, Artaria St Takdir Alisyahbana teman mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/sekarang salah seorang pemilik Majalah IslamNoor, dan masih banyak lain sebagainya.
Hj. Marissa Haque Fawzi kemudian menjadi sedikit ‘keranjingan’ belajar ilmu Tasawuf serta ilmu La Duni terkait dengan social kemasyarakatan. Karenannya Hj. Marissa Haque Fawzi percaya bahwa memberi bimbingan kearah kebaikan serta keselamatan dunia dan akhirat serta memberi teladan sebagai sebuah contoh nyata adalah menjadi obsesi utamanya pada usianya yang ke 47 ditahun 2010 ini. Upayanya menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama, seperti yang diajarkan Rasulullah SAW dengan setiap hari mengatakan hal yang benar walau pahit sekalipun. “Balighu ‘ani walau ayah,” kata Hj. Marissa Haque Fawzi secara fasih.
Ia pun hari ini secara intensif ditengah kesibukannya menyelesikan S2 nya yang ‘kesekian’ memperdalam bahasa Arab dan kaligrafi Islam dalam lukisan. Hj. Marissa Haque Fawzi pun tak lupa mengajak beberapa teman perempuan dari majelis taklim yang dibinanya terlibat dalam kemampuan membuat lukisan kaligrafi Islam ini. Sesuai pengalaman sejak kecil, diaman Hj. Marissa Haque Fawzi mengaku digembeleng dalam keluarga yang sangat relijius serta penuh disiplin tinggi. Ayahnya, Allen Haque berdarah Belanda-Perancis-India/anak dari seorang India Islam akuntan publik Konsulat Jendral India di Surabaya asal Lucknow Uttar Pradesh bernama Siraj Ul Haque yang menikahi seorang misionari Katolik dari Belanda untuk Surabaya (belum ditahbis/dibaiat) berdarah Belanda-Perancis bernama Charlotte Louis Poittier yang kemudian masuk Islam mengikuti agama suaminya. Allen Haque yang berwarganegara Indonesia ini lalu bekerja pada perusahaan minyak multinasional sejak dari nama Shell, BPM, Permina, sampai Pertamina. Sedang ibunya adalah seorang bumi putra asli Jawa Timur, yang berkerabat dengan salah satu pendiri Nahdatul Ulama dari Madura. R Ay Mieke Soeharijah adalah seorangbsekrtaris senior diperusahaan yang sama yang menguasai 4 (empat) bahasa asing. Yang sejak menikah memiliki beberapa usaha rumahan dan menularkan jiwa entrepreneurship serta kepekaan sosial tinggi kepada ketiga putrinya: Marissa Grace, Soraya Jasmine, Shahnaz Natasha.
Asia Pacific Best Actrees di Taipei pada tahun 1987 ini bersyukur bahwa berkat pendidikan dari kedua orangtua serta kakek-neneknya, ia mampu berhasil menjalani seluruh perangkap kehidupan duniawi ini dengan menapaki hidup dengan keseimbangan Yin dan Yang. Pendidikan hidup dan kehidupan yang ditanamkan kedua orangtua dan kakek neneknya lah, yang kini ditransferkan kepada kedua buah hatinya. Dimana Bella Fawzi alumni FIB-UI/Fakultas Budaya Universitas Indonesia jurusan Satra Inggris dan sekarang mahasiswi FISIP-UI/Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia jurusan Komunikasi telah mulai menapaki karir sebagai reporter, Engslish news anchor, dan wartawati pada grup RCTI bernama Global TV. Sementara si bungsu Chikita Fawzi, kini tengah menyelesaikan pindidikan akhir di Malaysia pada MMU (Malaysian Multi Media University) di Cyberjaya, Malaysia, dimana sebagai salah seorang animator andalan serial “Upin dan Ipin” produksi Lez Copaque, Malaysia, sejak bulan lalu telah berhasil menembus Disney Channel International. Program serial “Upin dan Ipin” tersebut kini didub kedalam bahasa Inggris. Sehingga pemirsa serial tersebut dari seluruh dunia mampu menangkap the message of Islam dalam bentuk Entertainment. Hj. Marissa Haque Fawzi bersama suaminya H. Ikang Fawzi selalu menanamkan kepada buah hatinya untuk berbagai ilmu dan kemashlahatan dengan orang lain. Pada saat-saat tertentu, Hj. Marissa Haque Fawzi dan suaminya tak lupa mengajak kedua putrinya disaat libur bersama ke tempat kerja dan berbagai kegiatan sosial. ''Mudah-mudahan apa yang selama ini dilakukan dengan keikhlasan tinggi dapat menjadi cerminan buat seluruh anak-anak Indonesia dimanapun berada.''
Hj. Marissa Haque Fawzi melanjutkan tausiah-nya bahwa Islam adalah kebersihan luar dan dalam, tidak menipu dan tidak mengambil hak orang lain, tidak munafik dan mengatakan apa yang terbaik dijalan Allah walau halk tersebut sangat pahit bagi yang tersinggung. Mampu berserah diri, percaya dengan recana-Nya, setia kepada pasangan hidup, dan menjalani apa yang ada dengan ikhtiar sebaik-baiknya. Premis kehidupannya didalam 'jalan' membingkai politik dengan hukum adalah sangat syar’i, serta menjujurkan keadilan dalam koridor perjuangannya untuk Banten, adalah keikhklasan tinggi yang kini dirasakannya mulai tidak berjalan sendirian lagi.
Insya Allah adalam waktu dekat seluruh elemen masyarakat yang telah sadar akar sebuah kekuatan jahat sebuah dinasti yang ingin menguasai hajat hidup orang banyak bersama bangkit untuk mempertahankan kemashlahatan yang sempat terampas untuk dikembalikan kejalan yang benar.
''Dibulan suci Ramadhan ini marilah kita semua berserah diri dan percaya kepada rencana-Nya semata", ujar Hj. Marissa Haque Fawzi dengan lembut. Mari lakukan seluruh upaya kbaikan bagi Tangerang selatan dengan nawaitu beribadah hanya kepada Allah. Dengan tetap berkiblat kepada Islam sebagai pedoman hidup agar mampu selamat di dunia dan akhirat.
Fastabiqul khairat … mari berlomba-lomba menuju kebaikan. Demikian tausiyah satu jam penuh oleh Hj. Marissa Haque Fawzi di Masjid al Birruni Wattaqwa, Parung Benying, Tangerang Selatan belum lama ini.
Oleh: Chaerani Ruslani, Majelis Taklim Al Birruni Wattaqwa (Fatayat NU, Tangsel).